Selain mama, ada seorang wanita lagi yang sangat berpengaruh dalam hidup gue. Nenek. Nenek selalu membuat gue merasa special. Of course karena gue cucu kesayangan dia. Walaupun nenek gak pernah bilang ke sepupu gue yang lain, tapi gue yakin mereka bisa ngerasa perhatian nenek yang lebih sama gue. Munkin salah satu alasan nenek manyayangi gue lebih karena gue cucu pertama atau mungkin karena penyakit gue? Gue gak pernah tau. Dari kecil kalo papa keluar kota, mama pasti nginap di rumah nenek. Berminggu-minggu disana dan pulang kerumah hanya kalo papa lagi di jakarta. Saat masih TK gue udah sering nginep di rumah nenek tanpa mama. Dan jika papa datang jemput gue, maka sepanjang perjalanan pulang adalah hal yang sangat membutuhkan kesabaran. Gue yang nangis sambil nendang kursi jok mobil papa. Bukan hal yang mudah membawa gue jauh dari nenek. Gue gak pernah nangis waktu papa harus tugas keluar kota tapi gue akan nangis dan merengek minta nginep di rumah nenek.
Pernah waktu gue SD nenek bilang “nurul gak usah merasa minder. Nenek,kakek,mama,papa, tante,om semua sayang sama nurul”. Bibir gue hampir berdarah nahan nangis. Kadang gue ngerasa bingung gimana nenek bisa tau apa yang gue lagi rasain. Setiap kata yang keluar dari mulut nenek adalah motivasi buat gue. Bahkan mama gak pernah mengeluarkan kata-kata semanjur nenek. Tiap liburan sekolah, nginep di rumah nenek adalah hal utama buat gue. Bukan karena dipaka ataupun terpaksa tapi kemauan gue sendiri. Gue gak peduli seberapa bosennya guru membaca karangan liburan gue yang isinya selalu tentang “Menginap di rumah nenek.”
Saat kakek gue meninggal tahun 2005, sebelum melihat gue dengan seragam putih-biru, siapapun tau nenek lagi ada dalam masa terpuruknya. Ditinggal oleh suami yang sudah dikenalnya sejak SMP. Gue selalu iri tiap nenek bercerita tentang dirinya dan kakek yang udah mulai jatuh cinta saat masih SMP dan dengan segala masalah yang ada saat pernikahan mereka bertahan sampai maut menjemput kakek. Soulmate sejati hanya dapat dipisahkan kematian. Kakek yang awal datang ke Jakarta dari padang setelah menikah dengan nenek hanya bekerja sebagai tukang cuci piring rumah makan kemudian menjadi seorang manager di Perusahaan penerbangan THAI AIRWAYS.
12 kali ke Bangkok dan Negara lain tanpa membayar biaya perjalanan dengan akomodasi mewah membuat gue menjadikan kakek sebagai panutan gue. Andai aja waktu itu gue udah gede dengan seneng hati gue ikut.
Gue kangenn banget sama nenek. Gue gak peduli gak ikut trip observasi ke Bali, asalkan gue boleh nginep di rumah nenek dan menghabiskan waktu sama nenek itu udah cukup buat gue. Nenek gue bukan tipe yang bawel dan suka merintah, dia tegas dan tatap matanya seakan-akan ia menyayangi semua orang. You like my mother but sometimes you more than it. Mungkin gue gak akan pernah siap ditinggal nenek.
skip to main |
skip to sidebar
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
Labels
- lyric (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar